Rabu, 23 Februari 2011

KERAJAAN SRIWIJAYA

KERAJAAN SRIWIJAYA
Sriwijaya adalah nama
kerajaan yang tentu sudah
tidak asing bagi Anda,
karena Sriwijaya adalah
salah satu kerajaan
maritim terbesar di
Indonesia bahkan di Asia
Tenggara pada waktu itu
(abad 7 - 15 M).
Jika Anda ingin
mengetahui
perkembangan Sriwijaya
hingga mencapai puncak
kebesarannya sebagai
kerajaan Maritim, maka
Anda harus mengetahui
terlebih dahulu sumber-
sumber sejarah yang
membuktikan keberadaan
kerajaan tersebut.
Sumber-sumber sejarah
kerajaan Sriwijaya selain
berasal dari dalam juga
berasal dari luar seperti
dari Cina, India, Arab,
Persia.
Sumber-sumber dari
dalam negeriSumber dari
dalam negeri berupa
prasasti yang berjumlah 6
buah yang menggunakan
bahasa Melayu Kuno dan
huruf Pallawa, serta telah
menggunakan angka
tahun Saka.
Untuk mengetahui
keberadaan prasasti
tersebut, simaklah uraian
materi berikut ini!
a.
Prasasti Kedukan Bukit
ditemukan di Kedukan
Bukit, di tepi sungai
Talang dekat Palembang,
berangka tahun 605 Saka
atau 683 M. Isi prasasti
tersebut menceritakan
perjalanan suci/Sidayatra
yang dilakukan Dapunta
Hyang, berangkat dari
Minangatamwan dengan
membawa tentara
sebanyak 20.000 orang.
Dari perjalanan tersebut
berhasil menaklukkan
beberapa daerah.
b.
Prasasti Talang Tuo
ditemukan di sebelah
barat kota Palembang
berangka tahun 606 Saka /
684 M. Prasasti ini
menceritakan pembuatan
Taman Sriksetra untuk
kemakmuran semua
makhluk dan terdapat
doa-doa yang bersifat
Budha Mahayana.
c.
Prasasti Telaga Batu
ditemukan di Telaga Batu
dekat Palembang
berangka tahun 683 M.
d.
Prasasti Kota Kapur
ditemukan di Kota Kapur
pulau Bangka berangka
tahun 608 Saka / 686 M.
e.
Prasasti Karang Berahi
ditemukan di Jambi tidak
berangka tahun.
f.
Prasasti Palas Pasemah
ditemukan di Lampung
Selatan tidak berangka
tahun.
Keempat Prasasti yang
disebut terakhir yaitu
Prasasti Telaga Batu, Kota
Kapur, Karang bukit, dan
Palas Pasemah
menjelaskan isi yang sama
yaitu berupa kutukan
terhadap siapa saja yang
tidak tunduk kepada raja
Sriwijaya.
Dari penjelasan tentang
prasasti-prasasti tersebut,
apakah Anda dapat
memahami keberadaan
kerajaan Sriwijaya? Untuk
menambah lagi
pemahaman Anda
simaklah uraian materi
tentang sumber-sumber
sejarah Sriwijaya yang
berasal dari luar negeri
baik yang berupa prasasti
maupun berita Cina dan
Arab.
Sumber-sumber
prasastiSumber yang
berupa prasasti
ditemukan di
Semenanjung Melayu
berangka tahun 775 M
yang menjelaskan tentang
pendirian sebuah
pangkalan di
Semenanjung Melayu,
daerah Ligor. Untuk itu
prasasti tersebut, diberi
nama Prasasti Ligor.
Prasasti berikutnya
ditemukan di India di kota
Nalanda yang berasal dari
abad ke 9 M. Prasasti
tersebut menjelaskan
pendirian Wihara oleh
Balaputradewa raja
Sriwijaya.
Sumber Berita AsingDi
samping prasasti-prasasti,
keberadaan Sriwijaya juga
diperkuat dengan adanya
beritaberita Cina maupun
berita Arab.
Berita Cina, diperoleh dari
I-Tshing seorang pendeta
Cina yang sering datang
ke Sriwijaya sejak tahun
672 M, yang menceritakan
bahwa di Sriwijaya
terdapat 1000 orang
pendeta yang menguasai
agama seperti di India dan
di samping itu juga, berita
dari dinasti Sung yang
menceritakan tentang
pengiriman utusan dari
Sriwijaya tahun 971 - 992
M.
Nama kerajaan Sriwijaya
dalam berita Cina
tersebut, disebut dengan
Shih-lo-fo-shih atau Fo-
shih, sedangkan dari
berita Arab Sriwijaya
disebut dengan Zabag/
Zabay atau dengan
sebutan Sribuza. Dari
berita-berita Arab
dijelaskan tentang
kekuasaan dan kebesaran
serta kekayaan Sriwijaya.
Demikianlah bukti-bukti
tentang sumber dari luar
negeri yang menjelaskan
keberadaan Sriwijaya,
sehingga melalui sumber-
sumber tersebut dapat
diketahui perkembangan
Sriwijaya dalam berbagai
aspek kehidupan.
Untuk mengetahui lebih
jelas perkembangan
Sriwijaya dalam aspek-
aspek kehidupan tersebut,
maka simak uraian materi
berikut ini.
Kehidupan PolitikDalam
kehidupan politik. Dapat
diketahui bahwa raja
pertama Sriwijaya adalah
Dapunta Hyang Sri
Jayanaga, dengan pusat
kerajaannya ada 2
pendapat yaitu pendapat
pertama yang
menyebutkan pusat
Sriwijaya di Palembang
karena daerah tersebut
banyak ditemukan
prasasti Sriwijaya dan
adanya sungai Musi yang
strategis untuk
perdagangan.
Sedangkan pendapat
kedua letak Sriwijaya di
Minangatamwan yaitu
daerah pertemuan sungai
Kampar Kiri dan Kampar
Kanan yang diperkirakan
daerah Binaga yaitu
terletak di Jambi yang
juga strategis untuk
perdagangan.
Dari dua pendapat
tersebut, maka oleh ahli
menyimpulkan bahwa
pada mulanya Sriwijaya
berpusat di Palembang.
Kemudian dipindahkan ke
Minangatamwan.
Untuk selanjutnya
Sriwijaya mampu
mengembangkan
kerajaannya melalui
keberhasilan politik
ekspansi/perluasan
wilayah ke daerah-daerah
yang sangat penting
artinya untuk
perdagangan. Hal ini
sesuai dengan prasasti
yang ditemukan Lampung,
Bangka, dan Ligor. Bahkan
melalui benteng I-tshing
bahwa Kedah di pulau
Penang juga dikuasai
Sriwijaya.
Dengan demikian
Sriwijaya bukan lagi
sebagai negara senusa
atau satu pulau, tetapi
sudah merupakan negara
antar nusa karena
penguasaannya atas
beberapa pulau. Bahkan
ada yang berpendapat
Sriwijaya adalah negara
kesatuan pertama. Karena
kekuasaannya luas dan
berperan sebagai negara
besar di Asia Tenggara
(M.Yamin).
Untuk memperjelas
pemahaman Anda tentang
daerah kekuasaan
Sriwijaya, silahkan Anda
simak gambar peta
kekuasaan Sriwijaya pada
gamabar 9 berikut ini.
Gambar 9. Peta Kekuasaan
Sriwijaya
Setelah Anda menyimak
gambar 9 peta kekuasaan
Sriwijaya tersebut maka
timbul pertanyaan yaitu
faktor apa yang
menjadikan Sriwijaya
dapat berkembang
sebagai kerajaan yang
besar? Tuliskan jawaban
Anda pada kolom berikut
ini!
Faktor-faktornya
adalah .....................................................................
.......
Setelah Anda menjawab,
maka lanjutkan Anda
menyimak uraian materi
selanjutnya, sehingga
Anda sekaligus dapat
mencocokan kebenaran
jawaban Anda.
Kehidupan
EkonomiKerajaan Sriwijaya
memiliki letak yang
strategis di jalur pelayaran
dan perdagangan
Internasional Asia
Tenggara. Dengan letak
yang strategis tersebut
maka Sriwijaya
berkembang menjadi
pusat perdagangan dan
menjadi pelabuhan
Transito sehingga dapat
menimbun barang dari
dalam maupun luar.
Dengan demikian
kedudukan Sriwijaya
dalam perdagangan
internasional sangat baik.
Hal ini juga didukung oleh
pemerintahan raja yang
cakap dan bijaksana
seperti Balaputradewa.
Pada masanya Sriwijaya
memiliki armada laut yang
kuat yang mampu
menjamin keamanan di
jalurjalur pelayaran yang
menuju Sriwijaya,
sehingga banyak
pedagang dari luar yang
singgah dan berdagang di
wilayah kekuasaan
Sriwijaya tersebut.
Dengan adanya pedagang-
pedagang dari luar yang
singgah maka penghasilan
Sriwijaya meningkat
dengan pesat.
Peningkatan diperoleh
dari pembayaran upeti,
pajak maupun
keuntungan dari hasil
perdagangan dengan
demikian Sriwijaya
berkembang menjadi
kerajaan yang besar dan
makmur.
Untuk menguji tingkat
pemahaman Anda,
silahkan Anda tuliskan
barang-barang dagangan
yang terkenal dari
Sriwijaya pada titik-titik di
bawah ini!
Setelah Anda menuliskan
barang-barang dagangan
tersebut, untuk
mengetahui kebenarannya
dapat Anda tanyakan
kepada Guru bina Anda,
selanjutnya simak uraian
materi berikutnya.
Faktor lain yang
menjadikan Sriwijaya
menjadi kerajaan besar
adalah kehidupan sosial
masyarakatnya meningkat
dengan pesat terutama
dalam bidang pendidikan
dan hasilnya Sriwijaya
terbukti menjadi pusat
pendidikan dan
penyebaran agama Budha
di Asia Tenggara. Hal ini
sesuai dengan berita I-
Tshing pada abad ke 8
bahwa di Sriwijaya
terdapat 1000 orang
pendeta yang belajar
agama Budha di bawah
bimbingan pendeta Budha
terkenal yaitu Sakyakirti.
Di samping itu juga
pemuda-pemuda Sriwijaya
juga mempelajari agama
Budha dan ilmu lainnya di
India, hal ini tertera dalam
prasasti Nalanda. Dari
prasasti ini diketahui pula
raja Sriwijaya yaitu
Balaputra Dewa
mempunyai hubungan
erat dengan raja Dewa
Paladewa (India). Raja ini
memberi sebidang tanah
untuk asrama pelajar dari
Sriwijaya. Sebagai
penganut agama yang
taat maka raja Sriwijaya
juga memperhatikan
kelestarian lingkungannya
(seperti yang tertera
dalam Prasasti Talang
Tuo) dengan tujuan untuk
meningkatkan
kemakmuran rakyatnya.
Dengan demikian
kehidupan ekonomi dan
sosial masyarakat
Sriwijaya sangat baik dan
makmur, dalam hal ini
tentunya juga diikuti oleh
kemajuan dalam bidang
kebudayaan. Kemajuan
dalam bidang budaya
sampai sekarang dapat
diketahui melalui
peninggalanpeninggalan
suci seperti stupa, candi
atau patung/arca Budha
seperti ditemukan di
Jambi, Muaratakus, dan
Gunung Tua (Padang
Lawas) serta di Bukit
Siguntang (Palembang).
Untuk lebih menambah
pemahaman Anda,
silahkan Anda simak
peninggalan Sriwijaya
tersebut pada gambar 10
berikut ini!
Gambar 10. Patung Budha
di Bukit Siguntang
Apakah Anda pernah
melihat patung tersebut?
Gambar 10 adalah gambar
patung Budha yang
tingginya 2 meter berasal
dari abad SM, dengan
adanya gambar tersebut
membuktikan Sriwijaya
merupakan kerajaan
Budha.
Kebesaran dan kejayaan
Sriwijaya akhirnya
mengalami kemunduran
dan keruntuhan akibat
serangan dari kerajaan
lain.
Serangan pertama dari
Raja Dharmawangsa dari
Medang, Jatim tahun 990
M. pada waktu itu raja
Sriwijaya adalah Sri
Sudarmaniwarmadewa.
Walaupun serangan
tersebut gagal tetapi
dapat melemahkan
Sriwijaya.
Serangan berikutnya
datang dari kerajaan
Colamandala (India
Selatan) yang terjadi pada
masa pemerintahan Sri
Sangramawijayatunggawarman
pada tahun 1023 dan
diulang lagi tahun 1030
dan raja Sriwijaya
ditawan.
Tahun 1068 Raja
Wirarajendra dari
Colamandala kembali
menyerang Sriwijaya
tetapi Sriwijaya tidak
runtuh bahkan pada abad
13 Sriwijaya diberitakan
muncul kembali dan
cukup kuat sesuai dengan
berita Cina.
Keruntuhan Sriwijaya
terjadi pada tahun 1477
ketika Majapahit
mengirimkan tentaranya
untuk menaklukan
Sumatra termasuk
Sriwijaya.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda